Selamat Hari Ibu, Ibuk

Ibu? Apa ya? Satu kata dengan ribuan definisi untukku. Bercerita tentang Ibu tak akan pernah usai mungkin akan sampai ribuan lembar. 😀 sedikit tentang Ibu. Tulisan untuk Dadu hari Ibu radio PPI Dunia. Mohon maaf kalau tulisannya random, bahkan aku tidak tahu ini jenis tulisan apa. -_-

Aku memanggilnya Ibuk (harus banget pake “k” haha). Walau Ibuk ga akan denger tulisan aku dibacakan, namun tetap ingin membuat dadu ini. Setidaknya biar dunia tahu seberapa rasa cintaku untuk Ibuk. Aku termasuk orang yang gengsi-an. Jarang bilang terimakasih secara langsung ke Ibuk, paling bilang terimakasihnya via sms atau telepon. Jarang mengucap maaf juga kalau ada kesalahan. Susah sih ya mengakui kesalahan sendiri. Jarang bilang sayang juga ke Ibuk.

Namun, sebenernya aku sayaaang bangeeet lho sama Ibuk. Ibuk ngelahirin aku di usia 48. Wow bangeeeet memang. Sampe aku mendapat julukan sebagai “bonusnya” Bapak. Aku sering lho mikirin Ibuk. Dan gak tahu kenapa, hati aku terpaut dengan Ibuk. Mungkin karena aku anak terakhir dan deket banget dengan beliau, bahkan masih tidur bareng sampai sekarang kalau aku pulang. Saat aku sedang tidak enak badan, Ibuk selalu telepon. Aku pun begitu. Pas nulis ini aja, sambil ditelepon sama Ibuk. Yeaah…

Ibuk is someone special in my life. Aku tiada mungkin hidup seperti sekarang tanpa Beliau. Aku juga sering makai nama Beliau untuk kepentinganku. Ibuku cukup membawa pengaruh di masyarakat. Jadi Beliau banyak dikenal orang. Dan urusanku terkadang dapat menjadi mudah saat aku menyebutkan nama Ibuku. Bingung sih mau nulis apalagi.. Haha..

Ibuk selalu tahu aku. Walau sejauh apapun jarakku dengan Beliau. Saat aku jatuh dari motor Oktober kemarin, yang dipikiranku saat badanku melayang adalah Ibuk. Dan beberapa menit setelah itu, Ibuk menelponku. Saat itu, Ibuk memang sedang marah sama aku, karena aku ditelepon ga ngejawab (hapeku lagi mati). Itu baru kutau saat Ibuk telepon beberapa hari kemudian. Namun sekarang sudah baik-baik saja. Kalau gak diadvice dokter (menjelang spesialis) untuk operasi mungkin aku ga akan cerita ke Ibuk kalau aku jatuh. Tapi akhirnya ga jadi operasi yeay… Apa lagi yaa? Duh.. writer block gini.. -_-

Intinya, terimakasih Ibuk telah membersamai hari-hariku sampai sekarang dan nanti. Aku sepenuhnya sadar, setua apapun aku, aku tetap anak Ibuk. Ibuk tetap menyayangi aku. Ibuk tetap mencintai aku. Dan aku pun begitu. Aku menyayangi Ibuk dan mencintai Ibuk, walau mungkin tak akan sebesar sayang dan cinta Ibuk kepadaku. Karena sesungguhnya kasih anak sepanjang galah dan kasih Ibu sepanjang jalan. Mohon maaf kalau selama ini aku sering berbuat salah ke Ibuk yang selalu Ibuk maafkan lagi dan lagi. Semoga Ibuk selalu sehat dan dalam lindungan Allah..

I can’t life like today without your love Mom.. I love you much and much..

Rahmatika Choiria,

Salam penuh cinta dari Jatinangor untuk Ibuk di Ponorogo.

Leave a comment